Keywords: statistical spatial, Dengue Fever, Palu
AbstractDengue Fever is a disease neglected tropical diseases are still a major problem in the field of public health, especially the tropics and subtropics. The spatial distribution of dengue fever cases and a location-based early warning system have not yet been developed properly. Modeling the spatial epidemiology of dengue is one of the applications of Geographic Information Systems (GIS). GIS can be used to determine the spatial patterns of temporal occurrence of dengue cases. The purpose of this study is to determine the spatial-temporal patterns of dengue cases based on the spatial statistical analysis in Palu 2011-2016. This study was an observational study with the cross-sectional design. . Samples of dengue cases were all reported from 2011 to June 2016 and were analyzed statistically using the average
nearest neighbor and space-time permutation. Estimation The results showed the spatial pattern of dengue cases from 2011- June 2016 tend to cluster. Clustering of dengue cases from 2011-2016 obtained two regions with significant clusters. The first cluster region has a p-value of 0.021.Time occurrence of dengue cases that have significant value from 1 March to 30 November 2011 with a total of 25 cases. Furthermore, for the second cluster showed a p-value of 0.037 with a span of the case from 1 May - June 30, 2013, with 17 cases. The main cluster locations or those that are spatially and temporally significant are located in six villages and become a priority in dengue controlling. The implementation of the eradication of dengue mosquito nests with the 3M plus movement and the one house one inspector movement was carried out intensively by prioritizing areas with significant clusters. Surveillance of cases and disease vectors should be improved and developed using GIS.
Abstrak
Demam Berdarah Dengue merupakan salah satu penyakit yang masih menjadi masalah utama di bidang kesehatan masyarakat khususnya negara-negara tropis dan subtropis. Distribusi spasial kasus demam berdarah dan sistem kewaspadaan dini berbasis lokasi sampai saat ini belum dikembangkan dengan baik. Pemodelan spasial epidemiologi DBD merupakan salah satu aplikasi dari Sistem Informasi Geografis (SIG). SIG dapat digunakan untuk menentukan pola spasial temporal kejadian kasus DBD. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan pola spasial-temporal kasus DBD berdasarkan analisis spasial statistik di Kota Palu Tahun 2011-2016. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan studi potong lintang. Sampel kasus DBD adalah semua yang dilaporkan dari tahun 2011 sampai dengan Juni 2016 dan dianalisis secara spasial statistik menggunakan average nearest neighbour dan space-time permutation. Estimation. Hasil penelitian menunjukkan pola spasial kasus DBD Tahun 2011- Juni 2016 cenderung mengelompok. Untuk pengelompokan kasus DBD Tahun 2011-2016 secara spasial-temporal didapatkan dua daerah dengan klaster yang signifikan. Wilayah klaster tersebut memiliki p-value 0,021 untuk wilayah pertama. Waktu kejadian kasus DBD yang memiliki nilai signifikan tersebut antara rentang waktu 1 Maret – 30 November 2011 dengan jumlah 25 kasus. Selanjutnya untuk klaster kedua didapatkan hasil p-value 0,037 dengan rentang waktu kasus 1 Mei – 30 Juni 2013 dengan jumlah 17 kasus. Lokasi klaster utama atau yang signifikan secara spasial temporal terdapat di enam kelurahan dan menjadi prioritas dalam pengendalian DBD. Pelaksanaan pemberantasan sarang nyamuk DBD dengan gerakan 3M plus dan gerakan satu rumah satu jumantik secara intensif dilakukan dengan memprioritaskan daerah dengan klaster yang signifikan. Surveilans kasus dan vektor penyakit harus ditingkatkan dan dikembangkan dengan memanfaatkan SIG.
Comments (0)