Determinan Kejadian Anemia Pada Balita Di Indonesia

Sri Poedji Hastoety Nuzuliyati Nurhidayati Yudi Kristanto

Keywords: anemia, under five, determinant

Abstract

The prevalence of anemia in children under five tends to increase from year to year. The impact on
mortality and the quality of human resources in the future due to the incidence of anemia, encourages the
government to carry out more optimal handling. There are many factors that cause the high prevalence of
anemia in children under five, this article aims to find the determinants associated with anemia in children
under five in Indonesia. The preparation of this article uses data from the integration of Riskesdas 2018 and
Susenas in March 2018. The samples in this analysis are children under five who are the samples of
Susenas and Riskesdas. Sampling was carried out using the PPS method using Two-Stage Systematic
Sampling. To find out the determinants related to the incidence of anemia in children under five, Binary
Logistics Regression was used, unadjusted and adjusted. Unadjusted sees the relationship of each
independent variable to the dependent variable without being influenced by other variables, while adjusted
sees the relationship of all independent variables to the dependent variable simultaneously. The results of
the analysis showed that the prevalence of anemia in children under five was 40.4%, unadjusted, the
determinants related to anemia were the children under five, the number of household members (ART) and
the economic status of the family, while from the adjusted analysis the influential determinants were the
child's age and economic status. family. Determinants in the age group of children and economic status,
both unadjusted and adjusted, have the same pattern, age groups are easier to have a higher risk of
developing anemia compared to the older group, as well as based on family economic status, family
economy has a protective relationship to the incidence of anemia in children. children under five, families
with better economic conditions, can prevent anemia in children under five. Efforts that can be made to
reduce the incidence of anemia in children under five in Indonesia include reducing the incidence of anemia
in pregnant women in order to reduce the incidence of anemia in children under 24 months. To overcome
this problem, there is counseling about the importance of consuming high-protein foods for children under
five, either in posyandu or other health service facilities, either actively (through face-to-face counseling) or
through indirect counseling (through posters or leaflets).

Abstrak

Prevalensi anemia anak balita cenderung menunjukan kenaikan dari tahun ke tahun. Dampak terhadap kematian dan kualitas sumber daya manusia dimasa mendatang akibat kejadian anemia, mendorong pemerintah untuk melakukan penanganan yang lebih optimal. Ada banyak faktor yang menyebabkan tingginya prevalensi anemia pada anak balita, artikel ini bertujuan mencari determinan yang behubungan dengan anemia pada balita di Indonesia. Penyusunan artikel ini menggunakan data integrasi Riskedas 2018 dan Susenas bulan maret 2018. Sampel dalam analisis ini adalah anak balita yang menjadi sampel susenas dan riskesdas. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode PPS menggunakan Two-Stage Systematic Sampling. Untuk mengetahui determinan yang berhubungan dengan kejadian anemia pada anak balita digunakan Regresi Logistics Binary, secara unadjusted dan adjusted. Unadjusted melihat keterkaitan masing-masing variabel independen terhadap dependen variabel tanpa dipengaruhi variabel lain, sedangkan adjusted melihat keterkaitan seluruh variabel independen terhadap dependen variabel secara bersamaan. Hasil analisis di dapatkan prevalensi anak balita anemia 40,4%, secara unadjusted diperoleh determinan yang berhubungan dengan anemia adalah usia balita, jumlah anggota rumah tangga (ART) dan status ekonomi keluarga, sedangkan dari analisis adjusted determinan yang berpengaruh adalah usia anak dan status ekonomi keluarga. Determinan pada kelompok usia anak dan status ekonomi baik secara unadjusted maupun adjusted mempunyai pola yang sama kelompok usia lebih muda mempunyai risiko lebih tinggi untuk mengalami anemia dibandingkan dengan kelompok lebih tua, begitu pula berdasarkan status ekonomi keluarga, ekonomi keluarga mempunyai hubungan protektif terhadap kejadian anemia pada anak balita, keluarga dengan ekonomi lebih baik, dapat mencegah terjadinya anemia pada anak balita. Upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan kejadian anemia pada anak balita di Indonesia diantaranya dengan menurunkan kejadian anemia pada ibu hamil agar dapat menurunkan kejadian anemia anak dibawah 24 bulan. Untuk mengatasi permasalahan tesebut penyuluhan tentang pentingnya mengonsumsi makanan tinggi protein bagi anak balita baik di posyandu ataupun fasilitas pelayanan kesehatan lainnya baik secara aktif (melalui penyuluhan tatap muka) atau melalui penyuluhan tidak langsung (melalui poster ataupun leaflet).

Comments (0)

No login
gif